Minggu, 22 Juli 2012

Benci BicaraTentangTauhid?

·



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Pertanyaanku: 

ayahku sholat dan meyakini bahwa hanya ini Islam, juga puasa dan zakat. Tetapi ketika saya berbicara tentang tauhid di hadapannya, baginya tidak ada masalah tentang pembahasan tauhid, tapi dia menganggap pembicaraanku sebatas pemikiran dari pemikiran-pekiriran jamaah. Dia tidak memenuhi seruan untuk bertauhid.

Ketika aku bercerita bersamanya, dia mengatakan padaku,

“Kita bukan Afganistan sehingga kita bisa menyatakan Islam dan menerapkan hukum-hukumnya.” Kadang-kadang dia mengeraskan suaranya padaku. Saya melihat kemarahan di wajahnya karena pembicaraanku. Apalagi ketika aku berbicara tentang Bid'ah, pemerintah, kekafiran mereka, dan pembatasan kekuasaan Hammas. Apa yang harus saya lakukan jika keadaannya seperti ini terus? Apalagi kita hidup di Gaza dan tidak mampu untuk hijrah meninggalkan rumah kami, sampai-sampai orang-orang yang telah dihancurkan rumahnya tidak mampu untuk sekadar menyewa rumah.

Saya senantiasa mengharap jawaban dan saya tidak mampu menemukan jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini. Berikanlah fatwa padaku! Janganlah tinggalkan aku dalam keadaan buta di tengah padang pasir!

Semoga Allah memberikan barokah pada kalian dan pada Syaikh kami, Abu Muhammad, dan pada orang-orang yang berterus terang menyampaikan kebenaran.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ditulis oleh: Abu Abdil Majid


Penjawab: Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisy

وعليكم السلام ورحمة الله

Saudaraku yang mulia,

Seperti itulah orang-orang awam di negeri kita. Mereka tumbuh dewasa di atas ketundukan pada pemerintah, menerima semua orang yang menghukumi (menguasai) mereka, dan tunduk padanya karena takut akan berkurangnya rezeki atau takut pada kezholiman penguasa dan gangguan mereka.

Sungguh Allah telah memberikan karunia pada umat ini dengan kesadaran yang dengannya Dia mengembalikan generasi baru ini pada Islam, memperingatkan mereka akan tipu daya musuh-musuhnya, dan menjadikan mereka cinta pada dakwah tauhid dan jihad fi sabilillah. Maka ucapkanlah alhamdulillah karena Dia telah menjadikan engkau bagian dari mereka ini dan ingatlah keadaanmu sebelum itu!

Bersikaplah ramah pada ayahmu! Berbuat baiklah padanya! Bersikaplah lemah lembut dalam dakwah dan memberi penjelasan. Ingatlah firman-Nya ta’ala:

كَذَٰلِكَ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ

Seperti itulah kalian dahulu, lalu Allah memberikan karunia pada kalian. (QS. An-Nisa’: 94)

Jangan engkau tinggalkan rumah dan keluargamu! Bukan karena susah dalam mencari penghidupan, bukan pula karena engkau tidak punya rumah lain, dll. Tapi engkau tidak berhijrah supaya tetap bisa terus berdakwah pada ayahmu dan memperdengarkan al-haq padanya dengan hikmah (bijaksana) dan mau’izhoh hasanah (nasihat yang baik).

Janganlah engkau mengeraskan suara padanya meskipun dia mengeraskan suaranya padamu! Ikhlaslah dalam mendoakannya supaya mendapat hidayah pada jalan yang lurus.

Walloohu a'laam bisshwowaab

Yang belum gabung silakan



www.facebook.com/pages/Komunitas-ini-untuk-mereka-pendukung-tegak-nya-hukum-Alloh/351768551517170

Artikel Terkait:

0 komentar:

Daftar Isi

Open all | ClosedAll

Daftar Isi 2

Blog Archive

Musik Pengiring (Mainkan!)

Powered by Java Komp-Tech

ShoutMix chat widget
 

JavaKomp-Tech Mengucapkan:

""MARHABAN ya Ramadhan "
Free Tail- Heart 2 MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com